Kedudukan Guru dan Politik Indonesia
Logo PGRI |
Keadaan semacam ini ternyata menjadi perhatian besar Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Oleh karena itu, pada kesempatan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-68 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 27 November 2013 lalu, Beliau berpesan hendaknya guru tidak terseret ke kancah politik praktis. “ Kepada para politisi, jangan mengorbankan guru dengan cara meminta melalukan sesuatu yang tidak diperbolehkan oleh Undang-Undang, biasanya kalau ada apa-apa yang menjadi korban juga guru” Himbaunya, seraya mengharapkan agar para gubernur, walikota dan bupati memperhatikan hal ini. Namun, bukan berarti para guru menjadi apatis terhadap politik di Indonesia, beliau juga berharap, agar guru berpartisipasi dalam pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan Presiden (Pilpres) untuk menggunakan hak suaranya, guna menentukan nasib bangsa ke depan. Hal ini disampaikan di depan 10.000 guru dari berbagai daerah di seluruh Nusantaradalam Peringatan HGN dan Hut PGRI Ke-68.
Disamping itu, Presiden juga mengingatkan bahwa “bangsa yang unggul adalah bangsa yang memiliki sumber daya manusia yang unggul dan maju pula. Manusia yang unggul adalah hasil dari pendidikan yang maju. Guru dan dosen adalah penentu keberhasilan dan kemajuan pendidikan kita, oleh karena itu, marilah terus kita tingkatkan keunggulan dan daya saing bangsa, agar bangsa Indonesia makin ke depan semakin maju, adil dan sejahtera”. Imbuhnya.
No comments:
Post a Comment
Berikan Komentar Anda untuk membangun Blog ini ke arah lebih baik.