Facebook in blogger Portal Pendidikan Indonesia: Bhagavadgita salah satu Kitab Susastra Hindu

Tuesday, 28 January 2014

Bhagavadgita salah satu Kitab Susastra Hindu

Bhagavadgita

bhagavadgita
Bhagavadgita salah satu Kitab Susastra Hindu
Bhagawad Gita (Sansekerta  atau Bhagawad Gītā atau Bhagawad Gîtâ, artinya adalah Nyanyian sang Bagawan (orang suci). Bhagawad Gita adalah sebuah bagian dari Mahabharata yang termasyhur, dalam bentuk dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini sang Kresna adalah pembicara utama yang menguraikan ajaran-ajaran falsafinya kepada sang Arjuna yang menjadi pendengarnya.
Syair ini merupakan interpolasi atau sisipan yang dimasukkan kepada Bhismaparwa. Adegan ini terjadi pada permulaan Bharatayuddha. Saat itu Arjuna berdiri di atas bukit dan memandang ke bawah, ke tempat seberang di mana berada para Korawa dan sekutu-sekutu mereka. Arjuna harus memerangi mereka semua, tetapi ia dilanda kesedihan dan kebimbangan. Karena meskipun mereka pernah berbuat jahat terhadapnya, mereka tetap saudara-saudari dan sahabat-sahabat yang sudah ia kenal dan dikasihinya. Lalu ia diberi wejangan dan nasehat-nasehat oleh Kresna yang berlaku sebagaisaisArjuna.
Penulis Bhagawad Gita tidaklah dikenal, tetapi yang jelas bukanlah Vyasa yang dikatakan menggubah Mahabharata. Yang bisa dikatakan dari penulis Bhagawad Gita, ialah bahwa ia pasti seorang brahmana dan juga seorang waisnawa, atau pemuja Batara Wisnu. Selain itu ia adalah seorang filsuf yang sangat pandai dan besar daya khayalnya.

Bhagawad Gita yang kekal

Bagaimana pun juga, penulis Bhagawad Gita tidak diketahui secara pasti karena Bhagawad Gita merupakan ajaran agama Hindu yang sangat tua sekali umurnya. Umat Hindu meyakini, Bhagawad Gita merupakan ilmu pengetahuan abadi, yakni sudah ada sebelum umat manusia menuliskan sejarahnya dan ajarannya tidak akan dapat dimusnahkan.
Dalam Bhagawad Gita, Tuhan melalui perantara Sri Kresnabersabda:
Śrī bhagavān uvāca: imam vivasvate yogam proktāvan aham avyayam vivasvān manave prāha manur iksvāke ‘bravit (Bhagavad Gītā, 4.1)
Arti: Sri Bhagawan (Kresna) bersabda: Aku telah mengajarkan ilmu pengetahuan yang abadi ini kepada Dewa matahari, Vivasvan. Vivasvan mengajarkan ilmu ini kepada Manu, ayah manusia. Manu mengajarkan ilmu ini kepada Iksvaku.
Pada sloka di atas, Tuhan berkata kepada Arjuna, bahwa ajaran dalam Bhagawad Gita sudah pernah ia jabarkan kepada Vivasvan, Sang Dewa matahari, sebelum ia tuturkan kepada Arjuna pada saat perang Bharatayuddha akan berlangsung. Berarti Bhagawad Gita yang disampaikan kepada Arjuna merupakan ajaran yang dituturkan kembali untuk yang kedua kalinya oleh Tuhan.
Menurut Kresna, Dewa mataharilah yang pertama kali menerima ajaran Bhagawad Gita, lalu ia bersabda pada putranya, Manu. Manu menurunkan ajaran Bhagawad Gita kepada Iksvaku, maharaja di bumi. Pada masa itu ajaran-ajaran Bhagawad Gita disampaikan secara lisan. Bhagawad Gita disusun sebagai sebuah kitab oleh Bhagawan Vyasa setelah umat manusia mengenal tulisan.
Menurut penjelasan yang dijabarkan kitab Bhagawad Gita, bagaimanapun penafsiran seseorang terhadap asal muasal Bhagawad Gita, iatidak akan pernah menemukan kepastian jika masih terikat dengan hal-hal duniawi. Ajaran Bhagawad Gita bersifat apauruseya, artinya melampaui kekuatan manusia.
Masa Penulisan
Bhagawad Gita ini dikatakan mendapat pengaruh dari keenam aliran Hindu atau sad darsana, terutama dari aliran Samkhya, Yoga dan Wedanta.Parapakar berpendapat bahwa syair ini ditulis kurang lebih pada abad ke dua ata ketiga Masehi.

Bagian-Bagian Bhagavadgita

Kitab ini terdiri dari 18 bagian:
·         Bagian pertama, Arjuna Wisada Yoga, menguraikan keragu-raguan dalam diri Arjuna, setelah menyadari akibat akan peperangan yang akan terjadi, dinilai bertentangan dengan ajaran Dharma. Dalam bab ini, termasuk didalamnya penggambaran situasi dan kondisi yang berlangsung di Padang Kuru, tempat terjadinya perang saudara terbesar dalam sejarah umat manusia.
Pertentangan ajaran Dharma yang terjadi dalam diri Arjuna, antara lain adalah:
·         Ahimsa
·         Larangan membunuh guru sebagai dosa besar (mahā pataka).
·         Ajaran Vairāgya, sebagai sistem pencapaian tujuan moksa.
·         Kemerosotan moral dan musnahnya tradisi leluhur, sebagai ekses terjadinya peperangan.
·         Kekacauan dalam sistem varnāśrama-dharma termasuk persepsi timbulnya kekacauan dalam jātidharma dan dharma
Atas pemikiran bahwa, peperangan itu bertentangan dengan Dharma, Arjuna mengharapkan bimbingan kari Krisna untuk keluar dari kebingunggan ini.
·         Bagian kedua, Samkhya Yoga, menguraikan yoga dan samkhya
·         Bagian ketiga, Karma Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena karma, usaha, perbuatan.
·         Bagian keempat, Jñana Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena ilmu pengetahuan suci.
·         Bagian kelima, Karma Samnyasa Yoga, menguraikan pencapaian yoga karena prihatin.
·         Bagian keenam, Dhyana, menguraikan tentang makna Dhyana sebaga satu sistem dalam yoga
·         Bagian ketujuh, Jñana Wijñana, menguraikan pencapaian yoga karena budi.
·         Bagian kedelapan, Aksara Brahma Yoga, menguraikan hakikat akan Kekekalan Tuhan.
·         Bagian kesembilan, Raja Widya Rajaguhya Yoga, Hakikat Ketuhanan sebagai raja dari segala ilmu pengetahuan (widya).
·         Bagian kesepuluh, Wibhuti Yoga, menguraikan akan sifat hakikat Tuhan yang absolut, tanpa awal, pertengahan dan akhir.
·         Bagian kesebelas, Wiswarupa Darsana Yoga, kelanjutan dari Vibhuti Yoga, dijelaskan dengan manifestasi secara nyata.
·         Bagian keduabelas, Bhakti Yoga, menguraikan mencapai yoga dengan bhakti.
·         Bagian ketigabelas, Ksetra Ksetrajña Yoga, menguraikan hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa dalam hubungan dengan purusa dan prakrti.
·         Bagian keempatbelas, Guna Traya Wibhaga Yoga, membahas Triguna – Sattvam, Rajas dan Tamas.
·         Bagian kelimabelas, Purusottama Yoga, menguraikan beryoga pada purusa yang Maha Tinggi, Hakikat Ketuhanan.
·         Bagian keenambelas, Daiwasura Sampad Wibhaga Yoga, membahas akan hakikat tingkah-laku manusia, baik dan buruk.
·         Bagian ketujuhbelas, Sraddha Traya Wibhaga Yoga, menguraikan kepercayaan dan berkeyakinan pada Triguna.
·         Bagian kedelapanbelas, Moksa Samnyasa Yoga, merupakan kesimpulan dari semua ajaran yg menjadi inti tujuan agama yang tertinggi.


Enhanced by Zemanta

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda untuk membangun Blog ini ke arah lebih baik.