Facebook in blogger Portal Pendidikan Indonesia: Makna Daksina

Friday, 3 January 2014

Makna Daksina

Makna dan Jenis Daksina

Pengertian Daksina

daksina
Gambar Daksina
Daksina berasal dari kata sansekerta yang berarti upah, daksina juga bisa bermakna selatan dan nama sebuah banten. Isi dari daksina yakni kelapa, uang,telur bebek dan biji-bijian. Daksina adalah sarana upacara jejahitan berbentuk silinder terbuat dari daun kelapa tua menyerupai suatu wadah yang disebut wakul daksina .Daksina adalah sesajen yang dibuat untuk tujuan kesaksian spiritual.

Daksina juga dipergunakan sebagai persembahan atau dimana daksina berfungsi sebagai  tanda "terima kasih" kepada sekala-niskala. Begitu juga kalau daksina itu kita haturkan kehadapan Hyang Widhi sebagai pelengkap haturan kita dan sembah sujud kita atas karunia-Nya.Daksina selalu menyertai banten-banten yang agak besar . Daksina melambangkan Hyang Guru/ Hyang Tunggal (Dewa Siwa ).Daksina juga merupakan buah daripada yadnya.,

Daksina berasal dari kata sansekerta yang bisa berarti upah, daksina juga bisa bermakna selatan dan nama sebuah banten. Perlengkapan daksina yakni kelapa, telur bebek dan biji-bijian.

Pengertian daksina secara umum adalah suatu penghormatan dalam bentuk upacara dan harta benda atau uang kepada pendeta/pemimpin upacara. . Isi daksina selalu dialasi dengan janur berbentuk tanda silang tambah yang disebut Tapak Dara, diisi beras dan kelapa, dan diatas kelapa ditaruh  kojong berisi telur, peselan, gantusan, pisang, base tampel tingkih dan pangi, diisi dengan benang tatebus warna putih. Daksina juga ditambah dengan canang payasan yang sering juga disebut pasucian/pangresikan. Daksina juga diisi sasari/uang.

Daksina secara utuh dalam penggunaannya biasanya dirangkaikan dengan jenis upakara yang lain seperti : peras, ajuman dan yang lainnya. Namun daksina juga bisa berdiri sendiri apabila daksina tersebut berfungsi sebagai daksina linggih. Namun biasanya daksina linggih ini ditambahkan dengan cili yang bermakna sebagai simbol wajah.

Jenis Daksina

Daksina kelipatan 1 : daksina alit.
Daksina kelipatan 2: daksina pakala-kalaan (Manusa Yajna).
Daksina kelipatan 3: daksina krepa (Rsi Yajna).
Daksina kelipatan 4: daksina gede/pamogpog (upacara besar).
Daksina kelipatan 5: daksina galahan.


Simbolik Bahan bahan Daksina 

1. Tapak Dara (+) yang berbentuk  tanda tambah, merupakan lambang agama Hindu yaitu Swastika. lambang keseimbangan baik makrokosmos maupun mikrokosmos. secara vertical dan horizontal
2. Beras adalah makanan  pokok kehidupan, sebagai simbol benih kehidupan.
3. Kelapa merupakan simbol Pawitra (air keabadian) atau lambang bumi/alam semesta
4. Telur yang digunakan dalam daksina telor itik; dibungkus dengan ketupat telor, adalah lambang awal kehidupan , lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini,
5. Peselan. ini terdiri dari lima jenis dedaunan yang mewakili lima warna yaitu daun durian warna putih lambang Isvara, daun manggis warna merah lambang Brahma, daun  langsat / ceroring warna kuning lambang Mahadeva, daun salak warna brumbun lambang Visnu, daun nangka atau timbul warna hijau lambang Siva. Papeselan juga merupakan lambang kerjasama (Tri Hita Karana). :
6. Gantusan yaitu yang dibungkus daun pisang (2 bungkus). Yang masing-masing diisi dengan segala jenis ikan teri, bumbu (yang melambangkan isi darat dan laut) serta biji-bijian (5 macam) yang mempunyai warna (hitam, putih, merah, kuning dan campuran).
7. Pisang mentah, ditinjau dari segi warnanya adalah hijau/hitam. Dalam tandingan melambangkan jari.
8. Tingkih dari segi warnanya adalah putih yang melambangkan kesucian.
9. Pangi /Buah kluwek lambang pradhana / kebendaan / perempuan, dari segi warna merah (kekuatan). Dalam tetandingan melambangkan dagu..
10. Base/sirih tampel diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu, porosan adalah lambang pemujaan .
11. Benang tukelan adalah alat pengikat simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka ,penggunaan benang dalam setiap pelaksanaan upcara keagamaan memiliki makna simbolik sebagai tali penghubung antara yang memuja dan yang dipuja, sebagai pengikat spiritualitas. *(Jajak)

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda untuk membangun Blog ini ke arah lebih baik.