Facebook in blogger Portal Pendidikan Indonesia: Filsafat Vaisesika

Saturday, 15 February 2014

Filsafat Vaisesika

Ajaran Filsafat Vaisesika

Ajaran Vaisesika
Perhatian pokok filsafat Vaisesika  adalah analisanya yang mendalam tentang alam semesta yang terdiri atas kategori-kategori (padartha). Filsafat Vaisesika merupakan realisme pluralistik,  sebuah filsafat  identitas dan perbedaan yang  menekankan bahwa inti realitas  terdiri atas perbedaan atau kebhinekaan. Sebuah kategori  disebut  padartha  dan seluruh alam semesta  ini diturunkan  menjadi enam padharta. Padartha secara literal berarti objek yang  ditandai oleh kata  atau makna kata. Semua objek pengetahuan  atau semua yang riil  berada di bawah padartha. Padartha berarti suatu objek yang  dapat dipikirkan (jeneya)  dan diberi nama  (abhidheya). Ini hanyalah  berupa katalog tentang sesuatu benda yang dapat diketahui, atau  pengungkapan  riil yang beragam tanpa  adanya upaya untuk mensintesakan mereka.
Semua objek yang  ditandai oleh  kata secara lebih luas dibagi menjadi dua klas, yaitu eksistensi (bhava) dan non eksistensi (abhava). Eksistensi termasuk semua entitas positif, seperti benda-benda fisik, pikiran, jiwa-jiwa, dan sebagainya. Non  eksistensi  (abhava)  terdiri atas fakta-fakta negatif, seperti  non eksistensi benda-benda. Terdapat  enam jenis bhava, yaitu:
1.    Substan (dravya)
2.    Sifat (guna)
3.    Kerja (karma)
4.    Universal (samanya)
5.    Kekhususan (visesa) dan
6.    Inheren (samavaya).
Filosof-filosof  Vaisesika belakangan menambahkan satu lagi padartha, yaitu abhava, sehingga menjadi berjumlah tujuh padartha, ketidakadaan atau penyangkalan  keberadaan (abhava).
Ketiga kategori  yang pertama dari benda-benda, sifat dan kegiatan, memiliki keberadaan obyektif yang  nyata, sedangkan  ketiga kategori berikutnya yaitu, keumuman, kekhususan dan keterpaduan  merupakan keberadaan logika yang merupakan hasil dari perbedaan kecerdasan. Rsi Kanada hanya menyebutkan enam kategori sedangkan  yang ketujuh ditambahkan oleh penulis berikutnya.
Tanah, air, udara, ether,  waktu, ruang, jiwa dan pikiran merupakan  sembilan drawiya  atau benda-benda. Empat pertama dan yang terakhir  dianggap berwujud atom-atom  dan empat yang  pertama tadi  bersifat abadi  dan juga tidak  abadi. Tidak abadi  diberbagai persenyawaan dan abadi  pada bentuk atom  terakhir dan setelah itu mereka seharusnya  kembali keasalnya.
Pikiran meruakan substansi  abadi yang tidak meresapi  segala sesuatu seperti halnya roh, dan bersifat atom. Ia dapat  dikenali hanya ketika seseorang berpikir suatu saat. Pada sembilan substansi  tersebut terdapat  tujuh belas  sifat yang terpadau  didalamnya  yaitu: warna (rupa), rasa (rasa), bau (gandha), sentuhan (sprasa), jumlah (sankhya), ukuran (parimani), keterpisahan atau kepribadian (prthaktwam), persekutuan dan tanpa persekutuan  (samyoga-wibhagam), prioritas  dan keturunan  (partwa-aparatwa), pemahaman (buddhayah), kesenangan dan penderitaan (sukha-dukha), keinginan dan kebencian (icchadwesa) dan kehendak (prayatnah). Tujuh lainnya dikatakan termasuk  didalamnya,  yaitu  keenceran, kekentalan, kecakapan, jasa, cacat dan  suara membuatnya menjadi berjumlah dua puluh empat. Enam belas sifat-sifat ini merupakan milik dari substansi  material sedang delapan sifat lainnya yaitu pemahaman, kehendak,  keinginan, kebencian,  kesenangan, penderitaan, jasa dan cacat merupakan milik dari roh.
Kategori yang  ketiga yaitu: karma atau kegiatan, mengandung limajenis kegiatan  yaitu:  peningkatan,  penurunan,  kontraksi,  perluasan dan pergerakan, kategori  keempat, yaitu: samanya atau keumuman sifat, terdiri dari  dua hal yaitu:
1.    Keumuman yang lebih tinggi  atau lebih rendah, dan
2.    Jenis kelamin  dan species.
Kategori  yang kelimayaitu wisesa atau kekhususan  merupakan milik dari sembilan substansi abadi dari kategori yang pertama, yang kesemuanya memiliki  perbedaan  akhir yang kekal, yang membedakan yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu sistem ini disebut Vaisesika.
Kategori ke enam yaitu samawaya atau keterpaduan hanya  satu jenis yaitu keterpaduan  antara substansi dengan sifatnya antara jenis kelamin atau  species  dengan peribadinya  antara sesuatu  obyek dengan pemikiran umum  yang berhubungan dengan yang dipikirkan menadi satu kesatuan yang nyata. Adaempat macam abhawa, dari kategori  ke tujuh yaitu: ketidak beradaan sebelumnya, penghentian keberadaan, ketidak beradaan timbal balik dan ketidak beradaan mutlak.
Pengetahuan  tentang padartha merupakan cara pencapaian kebaikan tertinggi. Kebaikan tertinggi berasal dari  pengetahuan  yang dihasilkan  oleh dharma  khusus dari intisari paradartha dengan memakai persamaan dan perbedaannya. Rsi Kanada tidak secara  terbuka menunjukkan  Tuhan dalam  Sutra-Nya, kepercayaannya adalah  bahwa formasi atau susunan  alam dunia ini merupakan  hasil dari  adrsta yaitu kekuatan yang tak terlihat  dari karma atau kegiatan. Beliau  menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula  terhadap prinsip adrsta.
Para pengikut  Kanada memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien dari alam dunia, sedangkan atom-atom merupakan penyebab material dari alam semesta ini. Atom-atom  yang tak dapat  terpikirkan tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk menjalankan  alam semesta ini  secara teratur. Yang  pasti aktivitas atom-atom  itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dikenal dengan maha tahu dan  maha kuasa. Kesimpulan  dalam kitab suci  mengharuskan  kita untuk  mengakuai adanya Tuhan. Kecerdasan  apakah yang  membuat adrsta  bekerja ? Jawabnya tiada lain adalah kecerdasan  Tuhan, sedangkanlimaunsur merupakan akibat. Semuanya seharusnya didahului  oleh  seseorang itu adalah Tuhan. Seharusnya ada yang menjadi pencipta  kitab Weda.  Karena kandungan Weda terbebas  dari kesalahan maka penciptanya pun terbebas dari tipuan dan haruslah merupakan keberadaan yang maha tahu.
Roh-roh dalam keadaan penghancuran kurang memiliki kecerdasan sehingga mereka tak dapat mengendalikan atom-atom  dan di dalam atom-atom  itu sendiri  tak ada sumber pergerakan. Oleh karena itu seharusnya ada penggerak awal dari atom-atom  tersebut dan penggerak awal tersebut adalah sipencipta atau Tuhan.
Pada sistem Vaisesika, susunan alam dunia di duga dipengaruhi oleh  pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung  jumlahnya dan kekal, secara kekal mereka mengumpul, bercerai berai dan hancur kembali oleh  daya dari  adrsta. Sebuah atom  didefinisikan sebagai sesuatu keberadaan, tanpa penyebab dan kekal. Ia lebih kecil dari yang  terkecil,  tak terlihat, tak terbagi,  tak dapat dirubah dan  tak dapat diamati dengan indrya-indrya. Setiap atom  memiliki sebuah wisesa atom inti  kekalnya sendiri. Kombinasi dari atom-atom  ini mula-mula menjadi  berjumlah dua (dwyam, dyad), tiga darinya  kembali  berkombinasi menjadi sebuah partikel yang disebut  trasarenu (Ttriad), yang seperti  sebutir debu pada seberkas sinar matahari yang cukup besarnya untuk dapat diamati.
Ada empat golongan paramanu, yaitu paramanu tanah, air, api dan  udara. Atom-atom tunggal berkombinasi dengan yang lainnya  dan setelah beberapa  waktu bercerai berai lagi.  Kosmonologi  Vaisesika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi berdampingan dengan  roh abadi bersifat dualistik dan tidak secara  positif  memisahkan  hubungan yang pasti antara  roh dan materi. Badan pada waktu pralaya, halus dan  pada waktu penciptaan  menjadi kasar,  waktu, tempat dan keadaan  kelahiran, keluarga dan  kehidupan kesemuanya  dipastikan oleh  adrsta. Roh-roh pribadi sifatnya  abadi, bermacam-macam dan secara kekal  terpisah  satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan badan, indrya dan pikiran;  namun mampu   terhadap pengertian, keinginan, kehendak, kebencian, kesenangan, penderitaan, jasa dan kekurangan. Sifatnya tak terbatas, ada di mana-mana atau maha ada dan terpencar  diseluruh alam semesta. Roh manusia diNew Yorksama banyaknya  dengan diBombay  walaupun hanya  dapat dirasakan dan dimengerti  serta berbuat dimana badan berada. Roh dan pikiran bukanlah obyek pengamatan.
Kesenangan dan penderitaan adalah hasil dari kotak roh , indrya, pikiran dan benda-benda. Dari kesenangan muncul keinginan sesuatu kesan yang sangat kuat dihasilkan  oleh pengalaman  yang tetap dari benda-benda melalui pengaruh pikiran, seorang pencinta  yang matang  yang tidak mendapatkan  kekasihnya melihat yang dicintai pada setiap benda.

Pengetahuan intuitif tentang sang diri,  menghancurkan pengetahuan palsu akibatnya daya tarik, kebencian, kebodohan atau moha dan kesalahan-kesalahan  yang disebabkan oleh kegiatan tidak berlangsung  dan penderitaan yang berhubungan dengan kelahiran juga  lenyap. Untuk dapat lepas dari cengkraman belenggu ini, roh-roh harus menghentikan  kerja. Moksa atau pembebasan  muncul  karena  pengetahuan,  ketika kerja dihentikan   punia dan pap baru  tidak dapat  diakumulasi  dan punia-punia serta pap-pap  lain juga secara  perlahan-lahan hilang atau memudar. Jiwa dipisahkan dari belenggu pikiran dan tubuh menyadari  hakikat murninya. Inilah  pembebasan (moksa) yang merupakan penghilangan  absolut semua jenis penderitaan. Di dalam moksa sifat-sifat jiwa seperti kebahagiaan tidak ada lagi, karena sifat-sifat itu  sifatnya aksidental, jiwa-jiwa tidak berhubungan lagi dengan pikiran (manas) dan tubuh. Moksa adalah keadaan yan tanpa sifat, merupakan hakikat  murni roh individu sebagai substansi  murni bebas dari  semua sifat. Dalam keadaan moksa jiwa individu  tidak merasakan, tidak  memikirkan dan tidak melaksanakan apa-apa.

No comments:

Post a Comment

Berikan Komentar Anda untuk membangun Blog ini ke arah lebih baik.