Mengobati Leukimia Tanpa Efek Samping
Obat baru yang dikembangkan oleh Agios Pharmaceuticals Inc menunjukkan hasil yang menjanjikan meski baru diujicobakan pada tahap awal. Uji coba tersebut dilakukan pada beberapa pasien leukimia jenis AML (acute myeloid leukemia) dan tidak menunjukkan efek samping.
Tujuh pasien diamati selama 28 hari setelah mengonsumsi AG-221, obat baru yang sedang mereka kembangkan. Pasien-pasien tersebut memiliki AML yang telah berkembang memarah atau gagal merespon hingga empat jenis pengobatan lain.
Dari tujuh pasien, enam memperlihatkan respons baik terhadap obat yang diberikan. Tiga pasien dinyatakan tidak lagi menunjukkan gejala kanker alias mendapat remisi. Dua pasien dinyatakan terbebas dari gejala tetapi belum pulih sepenuhnya, yang berarti leukimia telah keluar sumsum tulang belakang tetapi trombosit darah mereka belum kembali normal.
"Saya sangat bersemangat mengetahui apa yang terjadi pada pasien-pasien tersebut, yang menunjukkan respon," ujar pimpinan studi, Dr. Eytan Stein dari Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering di New York.
Kanker darah jenis AML adalah leukimia akut yang paling sering dijumpai pada orang dewasa. Kanker itu menyerang darah serta tulang belakang dan berkembang dengan sangat cepat jika tidak segera ditangani. Obat AG-221, ujar Stein, bekerja dengan mengincar mutasi gen yang ditemui pada 10 hingga 15 persen pasien AML. Meski demikian, ia memperingatkan bahwa data yang ia dapat masih dalam sangat awal.
"Jika hasilnya telah dikonfirmasi (dalam percobaan lanjut yang lebih besar), hasilnya pasti akan sangat menarik," ujar Stein seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (9/4/2014).
Pasien dalam studi Stein mendapat 30 atau 50 miligram AG-221, dua kali dalam satu hari. Stein dan peneliti lain tidak menyangka bahwa hasilnya akan terlihat meski obat baru diberikan dalam dosis paling rendah. Ia juga mencatat bahwa tidak ada efek samping yang terlihat pada pasien. Hal ini dinilai Stein sangat berbeda jika dibanding dengan kemoterapi.
Tujuh pasien diamati selama 28 hari setelah mengonsumsi AG-221, obat baru yang sedang mereka kembangkan. Pasien-pasien tersebut memiliki AML yang telah berkembang memarah atau gagal merespon hingga empat jenis pengobatan lain.
Dari tujuh pasien, enam memperlihatkan respons baik terhadap obat yang diberikan. Tiga pasien dinyatakan tidak lagi menunjukkan gejala kanker alias mendapat remisi. Dua pasien dinyatakan terbebas dari gejala tetapi belum pulih sepenuhnya, yang berarti leukimia telah keluar sumsum tulang belakang tetapi trombosit darah mereka belum kembali normal.
"Saya sangat bersemangat mengetahui apa yang terjadi pada pasien-pasien tersebut, yang menunjukkan respon," ujar pimpinan studi, Dr. Eytan Stein dari Pusat Kanker Memorial Sloan Kettering di New York.
Kanker darah jenis AML adalah leukimia akut yang paling sering dijumpai pada orang dewasa. Kanker itu menyerang darah serta tulang belakang dan berkembang dengan sangat cepat jika tidak segera ditangani. Obat AG-221, ujar Stein, bekerja dengan mengincar mutasi gen yang ditemui pada 10 hingga 15 persen pasien AML. Meski demikian, ia memperingatkan bahwa data yang ia dapat masih dalam sangat awal.
"Jika hasilnya telah dikonfirmasi (dalam percobaan lanjut yang lebih besar), hasilnya pasti akan sangat menarik," ujar Stein seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (9/4/2014).
Pasien dalam studi Stein mendapat 30 atau 50 miligram AG-221, dua kali dalam satu hari. Stein dan peneliti lain tidak menyangka bahwa hasilnya akan terlihat meski obat baru diberikan dalam dosis paling rendah. Ia juga mencatat bahwa tidak ada efek samping yang terlihat pada pasien. Hal ini dinilai Stein sangat berbeda jika dibanding dengan kemoterapi.